Header Ads

test

Pendidikan Humanisme Religius

Dilihat dari segi kebahasaan, humanisme berasal dari kata Latin humanus dan mempunyai akar kata homo yang berarti manusia. Humanus berarti berarti sifat manusiawi atau sesuai dengan kodrat manusia. (A.Mangunhardjana dalam Haryanto Al-Fandi, 2011:71). Adapun secara terminologi, humanisme berarti martabat dan nilai dari setiap manusia, dan semua upaya untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan alamiahnya (fisik nonfisik) secara penuh. (Hasan Hanafi dalam Haryanto Al-Fandi, 2011:71).
Abdurrahman Mas’ud (2004:135) humanisme dimaknai sebagai kekuatan atau potensi individu untuk mengukur dan mencapai ranah ketuhanan dan menyelesaikan permasalahan-permasalah sosial. Menurut pandangan ini, individu selalu dalam proses menyempurnakan diri, becoming atau istikmal.
Sedangkan pengertian religius atau religion berasal dari kata relegere dalam bahasa Latin. Artinya berpegang kepada norma-norma. Istilah religion sekarang diindonesiakan menjadi religi, menguasai dan dipergunakan oleh kaum intelektual kita terutama ahli antropologi dan sosiologi. Perkataan religi yang berasal dari bahasa Latin itu erat hubungannya dengan sistem dan ruang lingkup agama Nasrani yang menunjukkan hubungan tetap antara manusia dengan Tuhan saja. kata relligon diterjemahkan dengan agama pula dalam bahasa melayu/indonesia. Bertambahlah kekaburan dan kerancuan pengertian. Hal ini sangat ketara kalau dihubungkan dengan sistem dan ruang lingkup ajaran islam. sistem dan ruang lingkup ajaran nasrani dan Islam adalah berbeda, tetapi disebut dengan nama yang sama (Gazalba dalam Mohammad Daud Ali, 2008:37)
Dari penjelasan di atas pendidikan humanisme adalah lebih menekankan aspek kemerdekaan individu diintegrasikan dengan pendidikan religius agar peserta didik dapat membangun kehidupan sosial yang memiliki kemerdekaan, tetapi tidak meninggalkan dari nilai-nilai keagamaan atau dengan kata lain membentuk kesalehan individu hubungan antar manusia maupun Tuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Mas’ud. 2004. Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik.
Arief Furchan. 1982. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha
Ar-Ruzz Media,
Haryanto Al-Fandi. 2011. Pembelajaran yang Demokratis & Humanis. Jogyakarta:

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.