Header Ads

test

Proyek Bisnis Kampus Yang Sistematis

ilustrasi proses daftar ulang
Dunia kampus diindentik dengan wadah tempat berbagai kegiatan keilmuan di dalamnya. Tak hanya itu kegiatan non akademis juga di wadahi di dalam kampus. Namun bagaimana kalau kampus itu punya proyek bisnis? judul di atas terinsipirasi oleh adanya kegiatan daftar ulang yang menggunakan sistem rekening bank di kampus saya. Sebenarnya sebelumnya juga pernah di lakukan seperti itu, konon katanya ada terjadi penyelewengan pihak yang tak bertanggung jawab. Hal itu baru di berlakukan kembali pada saat saya sudah di semester akhir (matakul sudah habis tinggal nyusun).
Memang pada beberapa bulan sebelumnya sudah diadakan pertemuan oleh pihak akademik dengan para mahasiswa, bem, hmj dan ukm. Sayangnya saya tak bisa hadir dalam pertemuan itu. Jadi kurang tahu informasinya. Terlepas dari itu semua, saya melihat dari pengamatan pribadi bahwa ini menandakan adanya kesadaran pihak kampus untuk mempermudah mahasiswa dalam proses daftar ulang. Sebab pada saat saya semester awal sampai menjelang semester yang lalu pendaftaran ulang menjadi momok yang kurang disenangi oleh mahasiswa, sebab harus berdesakan satu sama dengan yang lain. Sudah itu harus berpanas-panasan saat akan menjelang siang. Sebab pendaftaran dilakukan di luar gedung akademik. Sedangkan petugasnya dengan enak dalam ruangan ber AC. Ini menunjukkan ketidak siapan para penyelenggara kampus untuk melayani mahasiswa dengan baik khususnya dalam hal proses daftar ulang.
Bahwa sudah diberlakukannya proses daftar ulang dengan menggunakan rekening bank. Tak pula sebagian mahasiswa menyambut positif dengan hal itu. Sebab mahasiswa harus direpotkan lagi membuat rekening. Tanggapan itu ternyata sudah diatur dengan matang oleh pihak kampus untuk melakukan pembuatan rekening yang mendatangkan petugas bank terkait yang diadakan di kampus dengan memberikan waktu batasan. Memang sebagian mahasiswa senang dengan keputusan itu. Namun sebagian pula mahasiswa yang punya biaya pas-pasan untuk daftar ulang, mau tidak mau harus menyisihkan uangnya untuk saldo awal pembuatan rekening bank.
Pada saat saya sampai di bank, ternyata sudah banyak mahasiswa menunggu antrian, syukurnya saya tidak terlalu lama menunggu. Beberapa saat kemudian tampak petugas akademik turun dari tangga. Barangkali ia melihat suasana daftar ulang di lantai 3. Dengan wajah yang santai ia melihat mahasiswa yang menunggu antrian.
Sebenarnya antara daftar ulang dengan sebelumnya hanya perbedaan lokasi saja dan suasana ditambah dengan membawa buku tabungan. Namun jika saya boleh menilai ternyata kegiatan daftar ulang dengan menggunakan rekening bank tidak lain tidak bukan ada proyek bisnis yang tersembunyi (boleh jadi ada timbal balik antara kampus dan bank terkait itu). Mengapa seperti itu? Sebab prosesnya sama saja, yaitu mahasiswa harus daftar ulang sendiri dengan membawa buku tabungan menghadap langsung dengan petugas pendaftaran itu. Jadi kalau seperti itu mahasiswa yang berada di kampung harus ke bank tersebut gara-gara harus daftar ulang, karena proses daftar ulangnya masih manual tidak bisa transfer lewat atm. Melihat kondisi seperti itu kesannya sama saja seperti sebelum-sebelumnya. Ditambah lagi pencetakan KTM harus menunggu administrasi daftar ulang seluruh mahasiswa.
Barangkali ini adalah proyek yang sistematis bisa dilihat oleh mata telanjang. Mahasiswa di wajibkan membuat rekening bank. Jadi tidak bisa daftar ulang jika tidak mempunyai rekening bank tersebut, aneh bukan!!!!!
Beda halnya dengan sebelumnya mahasiswa datang ke akademik dengan membawa map berwarna sesuai dengan masing-masing jurusan, mahasiswa mendapatkan no antrian, mengisi formulir, dan slip setoran kemudian diserahkan kepada petugasnya. Jika hal itu sudah dilakukan mahasiswa tinggal menunggu panggilan dan jika sudah selesai langsung di cetak kan KTM.
Dalam tulisan saya bukan bermaksud menjelekkan citra kampus. namun saya ingin mencoba untuk sedikit memberikan deskripsi tentang fenomena yang saya alami sejak di kampus di antaranya adalah dengan kasus daftar ulang dengan menggunakan rekening bank tapi masih manual.
Mudahan-mudahan harapan saya adalah dengan adanya proses daftar ulang menggunakan rekening, mestinya nanti harus ditingkatkan kembali. Yaitu daftar ulang bisa langsung menggunkan atm sehingga mahasiswa tidak repot-repot ke bank cukup transfer lewat atm. Inilah bagian kecil yang mesti diperhatikan oleh pihak yang punya kepentingan akan hal tersebut.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.